Blog Sehat Competition

Internet Sehat

Thursday, March 12, 2009

Pemimpin Bangsaku Bak Bocah

Negara ini memang sudah sangat tua, masih ingat saya ketika nenek buyut saya yang bertingkah seperti bocah karena kerudung kesayangannya hilang entah ke mana. mungkin bangsa ini sudah seperti nenek buyutku yang dua bulan lalu sudah beristirahat dengan tenang.
Masih ingat juga saya ketika Megawati dengan kekanak-kanakan mengatakan pemerintahan SBY seperti tarian poco-poco, atau yang lebih kakan-kanak lagi, seperti permainan yoyo, bahkan ada yang lebih parah lagi dari itu. ah, saya jujur saja malu mengatakannya.
nyadar nggak ya, dengan bertingkah seperti itu, justru membunuh karakter Megawati sendiri. siapa bilang masyarakat akan bersimpati dengan beliau ketika mendengar kritik itu?? tertawa bukan berarti setuju, jangan lupa, pemerintahan Megawati kalau menurut prbadi saya justru jauh lebih poco-poco, mungkin tarian clubing, gila, nggak ada seninya. yah, gimana wong semua aset negara di jualin nggak jelas juntrungannya. nah lho, siapa sekarang yang sebenarnya suka menari??




gila, gila, edan, edan, bicara nggak ngenal toto kromo.
akibatnya karakter diri jadi taruhannya.
tanya saja ke masyarakat, karena kritikan nggak kenal adat itu, justru pamor beliau nggak ada lagi.

berani di uji!

Read More......

Tuesday, February 10, 2009

Indonesiaku nan malang.

Betul kata Amien Rais tentang kemerdekaan kita yang belum sepenuhnya dimiliki. Wong pada kenyataannya Indonesia masih saja dijajah oleh kapitalisme yang merongrong bangsa hingga ke akar-akarnya. sampai-sampai harta dan kekayaan indonesia diobaral sedemikian murahnya tanpa pertimbangan masak-masak.
kok enak aja ya main jual, apa kekayaan itu milik nenek moyang mereka??!
Pak SBY, diusut dong segera kasus penjualan aset-aset negara yang duitnya masuk ke perut para pejabat tuh.
terus renegosiation semua perjanjian yang merugikan bangsa. masak sudah merdeka masih belum bisa menikmati kekayaan negeri sendiri juga!

Satu lagi yang nggak kalah penting. Mana pengembangan potensi desa yang seharusnya menjadi pionir perubahan struktur ekonomi kita?
Dari awal kan kita sudah sepakat dan satu suara bahwa pedesaan dan ekonomi kerakyatan harus terus didukung guna terciptanya lapangan pekerjaan dan tumbuhnya dunia usaha di Indonesia. ekonomi kerakyatan tidak melulu nyangkul di sawah, kita bisa mengembangkan agribisnis yang berbasiskan teknologi dan pemanfaatan hasil perkebunan dan pertanian. Brazil aja sudah berhasil mengembangkan Bioetanol dengan sangat sukses, padahal jagung itu makanannya orang Indonesia, tapi kok kita cuma bisa mengolah jagung jadi makanan burung.

Bukan ilmu orang Indonesia yang cetek, tapi saya rasa memang dukungan dan komitmen pemerintah kurang meyakinkan dan membantu proyek seperti yang Brazil lakukan itu berkembang di Indonesia. coba pemerintah membuat suatu penelitian, ya dari sekarang lah, mau kapana lagi. dua, tiga atau lima tahun ke depan kan kita bisa menikmati hasil penelitian itu. ya paling nggak kita sudah melangkah ke depan untuk mencoba. dari kegagalanlah kita belajar.

Tapi ini jangankan penemuan baru, dukungan penelitian aja nggak ada. kalaupun ada skalanya cuma kecil dan tidak membuat proyek-proyek seperti itu mampu berkembang. kita butuh tidak cuma dukungan tapi juga keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan penemuan baru dari pemanfaatan hasil pertanian dan perkebunan.

Bayangkan kalo bioetanol di Indonesia berhasil, berapa banyak petani-petani jagung yang dapat menikmati hasil dari pengolahan hasil pertanian mereka? berapa banyak petani yang akan terbantu dan maju lebih baik dalam hal ekonomi karena hasil pertanian mereka bermanfaat dan terus diberdayakan di masa depan?

Ayo, ini tantangan buat pemerintah dan para jenius di Indonesia


Read More......

Thursday, February 5, 2009

Saya Presiden Penerus Tradisi "Bambang" 2029

Nama saya bambang edi winarso, pria dengan kemampuan analisa, problem solver, cerdas dan kompeten dalam bidang-bidang pemecahan masalah (he he.. pede kuale!)
Di tahun 2029 tepatnya pada pemilu pemilihan presiden Indonesia, saya akan melanjutkan tradisi nama "Bambang" sebagai pemilik tampuk kepemimpinan. banyak nama "bambang" yang sudah sukses melestarikan ke-"skaral"-an nama itu dan akan saya teruskan pada pemilihan presiden di tahun 2029.

Pastilah akan banyak pertanyaan apa itu saja modal saya untuk menjadi Presiden? wah, jelas tidak! saya cukup punya pendidikan saat ini. Seorang sarjana tidak begitu buruk untuk menjadi presiden, apalagi sarjana ekonomi. negara kita butuh pemimpin yang tidak hanya mapan tetapi juga seorang ekonom yang tahu betul kondisi-kondisi kritis apa yang sebenarnya membuat negara kita miskin. Selama ini presiden kita kebanyakan dari kalangan Militer, hanya Megawati, Gusdur dan Habibie yang bukan dari kalangan militer. ohya, nanti salah satunya saya.(optimis boleh kan?)

Bila saya menjadi presiden republik indonesia, saya menawarkan beberapa langkah revolusioner, yaitu :

1. Bubarkan DPRD, DPR dan DPD.
DPRD, DPR dan DPD tidak mempunyai peran yang "nampak" di mata masyarakat, bahkan justru yang kebanyakan malah kasus korupsi, kolusi, nepotisme dan tindakan asusila. Lembaga pemerintahan di negeri ini terlalu banyak dan membuat sistemnyaBrake dan lembaga-lembaga itu membebani pemerintah dengan gaji, tunjangan hidup dan fasilitas lainnya. Sementara DPR tidak memberikan sumbangsih kepada pembangunan. setidaknya, itu yang saya rasakan saat ini. sehingga terbersit pemikiran untuk merampingkan lembaga pemerintahan di daerah dan pusat.
2. Perluas Wewenang KPK
Jelas, wewenang KPK harus diperluas agar mampu menyentuh seluruh lapisan kelembaganaan baik intelejen maupun kejaksaan sekalipun. atau kita bisa memberikan hak kepada KPK untuk membentuk pengadilan tersendiri seperti pengadilan militer agar penyelesaian dan vonis yang dijatuhkan lebih objektif dan adil serta menjerakan.

3. Bangun bursa saham dan investasi di seluruh daerah di Indonesia
Pemain saham di Indonesia masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan Singapura atau Jepang yang mencapai 75% dari total jumlah peduduk mereka. Sementara masyarakat Indonesia sering tertinggal dalam hal investasi, padahal iklim investasi dibutuhkan agar negera kita mampu bersaing di kancah internasional.

4. Ubah sistem perguruan tinggi negeri yang mengelola universitas sendiri.
SPP perguruan tinggi negeri di pulau jawa sekarang sudah lebih mahal dari pada perguruan tinggi swasta. padahal sebelumnya kondisi ini terbalik. nah, ini yang membuat mahasiswa-mahasiswa kita banyak yang berhenti di tengah jalan, melakukan tindakan kejahatan, menjual diri agar dapat memenuhi kebutuhan mereka yang tinggi. SPP salah satunya.

itu dia program saya, Anda tertarik dan setuju??
pilih saya di bursa pemilihan presiden 2029, Bambang Edi Winarso :-)


Read More......
Tips